Ternate – Tradisi mengasap ikan mungkin sudah biasa dilakukan di rumah-rumah atau oleh pelaku UMKM, namun di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, kegiatan ini dilakukan dengan cara yang luar biasa. Ratusan warga dari berbagai usia berpartisipasi dalam Festival Nyao Fufu (Ikan Asap) dengan mengasap ikan cakalang secara massal, Senin (6/10/2025).
Sebanyak 6 ton 62 kilogram ikan cakalang hasil tangkapan nelayan berhasil diasap secara bersama-sama di Kelurahan Dufa-dufa, Ternate. Ikan-ikan tersebut dibelah dua, dijepit dengan bambu halus agar daging tidak rusak, lalu diasap di atas bara api yang berjejer di sepanjang jalan raya sejauh satu kilometer.
Festival ini menjadi pemandangan unik sekaligus meriah. Ribuan warga dan wisatawan memenuhi area pengasapan untuk menyaksikan langsung tradisi kuliner khas bahari tersebut. Sebagian ikan hasil pengasapan bahkan dibagikan secara gratis kepada pengunjung.
“Saya kaget karena baru pertama kali melihat pengasapan ikan sebanyak ini. Ikan-ikan asapnya juga dibagikan gratis, jadi ramai sekali. Semoga bisa diadakan setiap tahun,” ujar Nona Saleh, salah satu warga yang turut menyaksikan festival.
Festival Nyao Fufu tahun ini mencatat sejarah baru dengan memecahkan rekor MURI sebagai kegiatan pengasapan ikan cakalang terbanyak di Indonesia.
“Pengasapan ikan cakalang di Kelurahan Dufa-dufa dalam rangka Festival Nyao Fufu kami tetapkan sebagai rekor dunia Muri untuk kategori pengasapan ikan terbanyak,” kata Direktur Operasional Muri, Yusuf Ngadri, saat menyerahkan piagam penghargaan secara langsung bersama Wakil Gubernur Maluku Utara, Sarbin Sehe.
Ketua panitia penyelenggara Sukarja Hirto menjelaskan bahwa festival ini digelar untuk mengangkat potensi ekonomi, budaya, dan maritim masyarakat Dufa-dufa, sekaligus menghidupkan kembali nilai-nilai bahari yang mulai ditinggalkan.
“Kelurahan Dufa-dufa ini merupakan wilayah nelayan yang sudah turun-temurun menggantungkan hidup dari laut. Melalui festival ini, kami ingin mengangkat kembali semangat bahari dan menjadikannya sebagai simbol kebanggaan masyarakat,” ujarnya.
Sukarja menambahkan, festival ini diharapkan bisa menjadi agenda tahunan berskala nasional, dengan konsep yang menggabungkan rekor MURI, pertunjukan budaya, dan keterlibatan UMKM lokal.
“Kami menargetkan kegiatan ini bisa masuk Kharisma Event Nusantara (KEN) tahun depan. Selain memperkuat identitas budaya, festival ini juga diharapkan melahirkan banyak UMKM baru pasca kegiatan,” imbuhnya.
Dengan semangat gotong royong dan kebanggaan bahari yang kuat, Festival Nyao Fufu bukan hanya menjadi ajang kuliner unik, tetapi juga simbol kebersamaan dan kebangkitan ekonomi masyarakat pesisir Ternate.
Source Artikel: www.beritasatu.com
