Pala: Rempah Nusantara yang Kaya Rasa dan Manfaat

Nama Lokal: Pala dikenal dengan nama “pala” di seluruh Indonesia. Di beberapa daerah, buahnya juga disebut sebagai “buah pala.”

Nama Latin: Nama ilmiah pala adalah Myristica fragrans.

Jenis Tanaman: Pala berasal dari pohon tropis yang termasuk dalam keluarga Myristicaceae. Buahnya menghasilkan biji (pala) dan fuli (lapisan luar biji) yang keduanya digunakan sebagai rempah.

Kegunaan: Pala digunakan sebagai bumbu masak untuk memberikan rasa hangat, manis, dan sedikit pedas pada makanan. Selain itu, pala juga dimanfaatkan dalam industri makanan, minuman, dan farmasi.

Cara Penggunaan: Pala biasanya digunakan dalam bentuk biji utuh, parutan, atau bubuk. Dalam masakan, pala sering dicampurkan ke dalam kuah, kaldu, atau adonan kue. Fuli pala juga digunakan untuk menambah aroma dan rasa masakan.

Manfaatnya: Pala kaya akan senyawa aktif seperti myristicin, elemicin, dan safrole. Pala juga mengandung vitamin A, vitamin C, zat besi, dan kalsium.

Khasiatnya: Dalam pengobatan tradisional, pala digunakan untuk meredakan insomnia, mengatasi gangguan pencernaan, meningkatkan nafsu makan, dan meredakan nyeri sendi. Pala juga dipercaya memiliki efek menenangkan dan digunakan sebagai obat herbal untuk mengatasi stres.

Kebanyakan Ditemukan di Daerah Mana: Pala berasal dari Kepulauan Maluku, terutama dari Banda Neira, yang dikenal sebagai salah satu pusat produksi pala dunia. Selain Maluku, pala juga dibudidayakan di Sulawesi dan Sumatera.

Secara Umum Dipakai Untuk: Pala digunakan dalam berbagai masakan seperti rendang, gulai, soto, sup, dan semur. Selain itu, pala menjadi bahan utama dalam pembuatan kue tradisional, minuman hangat seperti wedang pala, dan sirup buah pala.

Sejarah dan Historinya: Pala memiliki sejarah panjang sebagai salah satu rempah paling berharga di dunia. Pada abad ke-15 dan 16, pala menjadi alasan utama bangsa Eropa datang ke Nusantara, terutama ke Maluku. Perdagangan pala mendominasi jalur rempah-rempah global dan menjadi bagian penting dalam ekonomi kolonial. Karena nilai ekonominya yang tinggi, pala sering disebut sebagai “emas cokelat” dari Nusantara.

Informasi Tambahan: Selain sebagai rempah, minyak atsiri dari biji pala digunakan dalam industri kosmetik, farmasi, dan aromaterapi. Kulit buah pala juga sering dijadikan manisan atau bahan sirup yang populer di Indonesia.

Pala adalah bukti nyata kekayaan rempah Nusantara yang tidak hanya memperkaya rasa masakan, tetapi juga membawa manfaat kesehatan dan nilai sejarah yang mendalam. Dengan warisan budaya yang kaya, pala tetap menjadi salah satu ikon kuliner dan rempah Indonesia yang mendunia.

By : Irwan Sumadiyo